Bengkulu, 22 Oktober 2018. Beberapa waktu yang lalu BKSDA Bengkulu (Seksi Konservasi Wilayah III Lampung) menerima penyerahan 5 ekor Kukang sumatera (Nycticebus coucang). Satwa dilindungi yang disebut juga si malumalu ini diperoleh dari hasil patroli petugas Unit Layanan Pelanggan (ULP) PT. PLN Pringsewu bersama mitra PLN PT. Sarwa Karya Wiguna di Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran, Provinsi Lampung.
“Menurut penuturan tim patroli PLN, kukang-kukang tersebut dievakuasi dari jalur/kabel listrik karena berpotensi menimbulkan kerusakan yang dapat berujung pada pemadaman di sejumlah wilayah,” kata Teguh Ismail (Kepala SKW III). Kejadian kukang tersengat listrik sering terjadi di sejumlah lokasi pada beberapa kabupaten di Provinsi Lampung. Berkenaan hal tersebut koordinasi dilakukan dengan pihak PT. PLN dan Yayasan IAR Indonesia sebagai NGO yang peduli pada konservasi satli kukang, guna mendapatkan solusi terbaik bagi satwa liar itu sendiri serta pelayanan kelistrikan kepada masyarakat tetap terpenuhi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal setelah diserhaterimakan kukang dalam kondisi sehat, baik secara fisik maupun perilaku dan untuk selanjutnya akan direhabilitasi sebelum dilepasliarkan ke lokasi habitat yang lebih aman.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 02 Mar 2019
Bengkulu, 10 Oktober 2018. Hari Satwa Sedunia atau World Animal Day yang diperingati setiap tanggal 4 Oktober, pada awalnya peringatan ini dimulai di Florence, Italia tahun 1931 yaitu pada konvensi para ahli ekologi. Tanggal 4 Oktober dipilih sebagai Hari Satwa Sedunia karena pada tanggal itu diadakan pesta perjamuan Francis of Assisi, seorang pecinta alam dan pelindung satwa dan lingkungan. Saat itu, perayaan Hari Satwa Sedunia dirayakan oleh seluruh penyayang satwa dari seluruh agama dan kepercayaan, kebangsaan, dan latar belakang. Tim penyelamat satwa dan berbagai organisasi satwa liar melakukan kegiatan pengumpulan dana, bazaar, dan sebagainya di berbagai sekolah dan tempat kerja. Di hari itu, mereka juga memberikan penghargaan terhadap individu, sekelompok orang, atau lembaga yang dianggap telah memberikan kontribusi terbaik pada dunia satwa.
Untuk turut memperingati hari tersebut BKSDA Bengkulu melepasliarkan 100 ekor tukik penyu jenis Lekang (Lepidochelys olivacea) yang berlokasi di pantai Taman Wisata Alam (TWA) Air Hitam. Pelepasan tukik oleh Plt. Kepala Balai KSDA Bengkulu bersama Gerakan Pramuka SMA 04 Mukomuko, didampingi oleh Polsek Pondok Suguh Mukomuko, Kepala Desa Se-Kecamatan Pondok Suguh, Kepala KPHK Seblat, Kepala Resort KSDA Air Hitam, Kepala Resort KSDA Seblat, Kepala Resort KSDA Air Rami, Kepala Resort KSDA Mukomuko, Kepala Urusan Program dan Kerjasama Balai KSDA Bengkulu, dan Kelompok Pemuda Pemudi Peduli Alam dan Lingkungan Hidup (KP3ALH) Air Hitam.
Tukik yang dilepasliarkan merupakan hasil dari program konservasi penyu di TWA Air Hitam yang dikemas dalam perjanjian kerjasama antara BKSDA Bengkulu dengan Yayasan SIPEF Indonesia Nomor: PKS.577/K.10/TU/PKS/03/2018 dan Nomor: 01/ENC-YSI/HO-III-2018 tentang Penguatan Fungsi kawasan melalui Konservasi Penyu di TWA Air Hitam Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu yang ditandatangani para pihak pada tanggal 14 Maret 2018 yang lalu, dengan kelompok masyarakat KP3ALH Air Hitam menjadi motor penggerak program ini.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 02 Mar 2019
Bengkulu, 9 Oktober 2018. Kukang sumatera albino yang menjadi korban perdagangan dan kepemilikan ilegal di Lampung akhirnya siap dilepasliarkan kembali ke habitatnya di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Provinsi Lampung, Senin (8/10/2018). Sebelumnya, kukang ini telah menjalani pemeriksaan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu -Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III di Bandar Lampung.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu, Teguh Ismail mengatakan Sejak penyelamatannya, Jum’at (31/08/2018) lalu, kukang malang ini dirawat secara intensif untuk memulihkan kondisinya. Di samping itu, aktivitas, perilaku serta pakannya juga diamati untuk memastikan keadaannya pulih dan siap hidup bebas kembali di habitatnya. Dan berdasarkan pemeriksaan akhir tim medis, kukang sudah dalam kondisi baik dan siap ditranslokasi untuk menjalani habituasi di kawasan TNBBS. Paska lepasliar, kukang juga tetap dipantau untuk mengetahui pekembangan perilakunya hingga benar-benar bertahan hidup di alam. Untuk memudahkan pemantauan, kukang terlebih dahulu dipasang radio collar di bagian leher. Radio collar berfungsi sebagai pengirim sinyal yang nantinya ditangkap oleh antena dan menimbulkan bunyi di receiver. Bunyi yang keluar dari receiver itu membantu tim di lapangan untuk menemukan keberadaan kukang di alam.
Pelepasliaran kukang albino ini dilakukan atas inisiasi SKW III BKSDA Bengkulu bersama Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan mendapatkan arahan dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE demi keberlangsungan dan kelestarian kukang di alam. Upaya ini juga dilakukan untuk memberikan kesempatan satwa korban perdagangan untuk kembali ke habitat aslinya sesuai dengan prinsip kesejahteraan satwa.
Meski kukang albino ini termasuk unik dan langka, dia tetap memiliki hak yang sama dengan satwa liar lainnya, yaitu berhak untuk hidup bebas di habitat alaminya. Tak hanya itu, dengan kembalinya kukang ke alam dapat memberikan manfaat dan menjalankan fungsi ekologis di suatu habitat sebagai mana mestinya sebagai pengendali hama dan penyerbuk alami.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 02 Mar 2019
Bengkulu, 11 Oktober 2018. Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, merupakan aset wisata berharga Provinsi Bengkulu. Keunikan utama kawasan wisata yang merupakan satu-satunya destinasi wisata alam berbasis fenomena vulkanis di Provinsi Bengkulu. Nilai keindahan suasana pegunungan yang didukung kondisi ekosistem hutan dan hidupan tumbuhan satwa liar yang masih alami, menjadi daya tarik tersendiri dan perlu terus untuk dikembangkan dan ditingkatkan pengelolaannya.
Untuk meningkatkan kunjungan wisata BKSDA Bengkulu selaku pengelola kawasan, pada tahun 2018 ini ada beberapa peningkatan/penambahan sarana dan prasarana pendukung yang dibangun yaitu Giant Text (bertuliskan: Taman Wisata Alam Bukit Kaba) dan Pondok Wisata yang dibangun di puncak Bukit Kaba, serta dibangunnya Pusat Informasi TWA Bukit Kaba yang berlokasi di pintu masuk menuju puncak. Wajah baru dari puncak Bukit Kaba dengan dipasangnya giant text sehingga puncak Kaba terlihat lebih ikonik, diharapakan dapat membuat destinasi/spot baru bagi para/calon pengunjung atau pendaki khususnya penghobi dunia fotografi.
Upaya-upaya tersebut merupakan pengembangan ekowisata Bukit Kaba ke arah program wisata yang lebih variatif, dimana peningkatan sarana prasarana, menggiatkan promosi secara efektif dan terprogram dengan baik, serta melakukan koordinasi dan kerja sama yang lebih bermutu dan efektif antar para pihak dapat menjadikan TWA Bukit Kaba sebagai salah satu destinasi wisata eksotis yang mendunia.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 02 Mar 2019