Bengkulu, 22 Desember 2020. Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas 14.650,5 Ha yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. Saat ini wisata utama yang disajikan yaitu destinasi wisata alam berbasis fenomena vulkanis berupa kawah hidup dan kawah mati dan untuk menuju tempat tersebut bisa diakses melalui pintu masuk yang berada di Desa Sumber Urip Kec. Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong. Sedangkan di kawasan TWA Bukit Kaba ini masih banyak potensi lain yang belum banyak diketahui para traveler dan sangat menjual, di antaranya terdapat beberapa air terjun dan air panas/hot spring yang lokasinya sebagian besar berada di wilayah Kab. Kepahiang. Namun sarana prasarana pendukungnya belum tersedia, seperti pintu masuk, jalur tracking, shalter, dll.
Desa Air Sempiang Kec. Kabawetan Kab. Kepahiang merupakan desa penyangga yang berbatasan langsung dengan kawasan mendukung untuk dikembangkannya potensi wisata yang berada wilayah Kab. Kepahiang. Dukungan tersebut direalisasikan dengan dihibahkannya lahan milik desa seluas 0,8 Ha untuk dapat dimanfaatkan dalam pembangunan sarpras pendukung sebagai pintu akses masuk ke destinasi-destinasi wisata tersebut. Dan pada senin siang Kepala Desa Air Sempiang secara resmi menghibahkan lahan milik desa kepada Balai KSDA Bengkulu melalui Kepala Seksi Konservasi Wilayah I.
Dengan dukungan dan pengembangan wisata TWA Bukit Kaba ke depannya diharapkan dapat meningkatkan PNBP dan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan dari sektor wisata.
Sumber: Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 01 Jul 2021
Pada hari Rabu, 25 November 2020 sekitar Pukul 13.00 WIB Kasat Polhut BKSDA Bengkulu menerima kabar bahwa Tim Pemasangan GPS Collar Balai KSDA Bengkulu pada Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar di Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Gajah Seblat, tepatnya di Hutan Produksi Air Rami Kab. Bengkulu Utara telah berhasil melakukan pemasangan 1 unit GPS Collar yang terpasang pada seekor gajah betina berusia sekitar 30 tahun. Gajah yang dipasang kalung GPS ini akan memberikan informasi titik koordinat keberadaanya dengan periode yang telah diatur setiap 6 jam sekali melalui satelit dan secara otomatis dapat dipantau dan diunduh lokasinya melalui aplikasi tracker bawaan secara online.
Langkah ini dilakukan dengan beberapa tujuan, selain untuk dapat mengetahui lebih rinci pola pergerakan harian kelompok gajah ini dari waktu ke waktu, juga dapat menjadi sistem peringatan dini dalam upaya pencegahan dan penanggulangan konflik gajah dengan manusia. Selain itu, data pergerakan gajah ini akan menjadi informasi penting tentang pola penggunaan ruang oleh kelompok gajah ini. Sehingga upaya untuk membangun kawasan ekosistem esensial koridor gajah sumatera di lanskap seblat dapat segera terwujud.
Pemasangan GPS Collar yang sempat tertunda pada beberapa waktu yang lalu karena adanya salah seorang anggota tim (Bapak Slamet Riyanto - Polhut dan Kepala Resort TWA Air Hitam) yang gugur saat melaksanakan tugas, sehingga diputuskan pencarian dan pemasangan GPS pada gajah liar untuk ditunda terlebih dahulu. Keberhasilan ini juga merupakan salah satu bentuk penghargaan dan melanjutkan tugas tim terhadap almarhum, dimana sebelum kejadian sempat berpesan bahwa tugas yang diterima merupakan tanggung jawab dan harus diseleaikan sampai tuntas. Selamat jalan Bpk. Slamet Riyanto dedikasimu untuk konservasi kami akui dan akan kami lanjutkan.
Salam Konservasi !!!
Sumber: Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 01 Jul 2021
Bengkulu, 12 Agustus 2020. Seperti tahun sebelumnya peringatan Hari Gajah Sedunia “World Elephant Day” yang diperingati setiap tanggal 12 Agustus dilakukan di Pusat Latihan Gajah Taman Wisata (TWA) Seblat. Peringatan kali ini ada moment penting yaitu setelah dilaunching-nya Kawasan Ekosistem Essensial (KEE) Gajah Sumatera Lanskap Seblat pada 5 Desember 2019 yang lalu, pada hari ini dilakukan peletakan batu pertama prasasti KEE Koridor Gajah Bentang Alam Seblat yang sebelumnya telah ditandatangani Dirjen KSDAE dan Gubernur Bengkulu. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Gajah Lanskap Seblat Bengkulu diantaranya BKSDA Bengkulu, Dinas LHK Prov. Bengkulu, FFI, Kanopi, Lingkar Institute, PT. API, Kades Gajah Makmur dan para undangan.
Gajah Sumatera merupakan satwa kunci yang dilindungi dan perlu untuk dilestarikan. Habitat dan populasinya berada di Taman Wisata Alam Seblat, Perkebunan, Hutan Produksi dan Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan kawasan bernilai ekosistem tinggi. Koridor gajah di landskap Seblat merupakan kebutuhan mendesak dalam upaya penyelamatan gajah sumatera di Provinsi Bengkulu. Populasi gajah sumatera di Provinsi Bengkulu yang terpisah menjadi beberapa kelompok. Kelompok-kelompok kecil ini “terperangkap” dalam kantong-kantong habitat yang rentan terhadap gangguan. Hal ini disebabkan oleh terputusnya jalur migrasi gajah dan gajah yang telah keluar tidak dapat kembali masuk contohnya gajah liar yang dulu berada di TWA Seblat.
Sehingga semoga dengan terbentuknya koridor gajah ini dapat menjadi jalur yang menghubungkan antar kelompok dan mencegah terancamnya populasi Gajah Sumatera dari kepunahan.
Sumber: Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 01 Jul 2021
Bengkulu-Lampung, 10 Agustus 2020. Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang di tahun 2020 ini mengusung tema “Nagara Rimba Nusa – Merawat Peradaban Menjaga Alam”, BKSDA Bengkulu-Lampung melakukan aksi Bersih Sampah di 3 (tiga) lokasi Taman Wisata Alam (TWA) yang dikelola dan di lingkungan Pusat Penyelamatan Satwa - Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung.
Lokasi pertama yaitu di TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai, dimana aksi ini diawali dengan apel bersama yang dipimpin langsung oleh Kepala BKSDA Bengkulu Ir. Donal Hutasoit, M.E. dan diikuti oleh Kasubag TU, Kepala (SKW) II, Staf Balai & SKW II, dan bebarapa komunitas peduli lingkungan yang berada di Kota Bengkulu. Selain itu dari lokasi juga bergabung dengan online zoom meeting pelaksanaan aksi bersih sampah nasional yang dilakukan secara serentak lingkup Ditjen KSDAE.
Lokasi Kedua dan ketiga merupakan TWA di wilayah pengelolaan SKW I yaitu TWA Bukit Kaba dan TWA Air Hitam. Pada TWA Bukit Kaba pelaksanaan aksi dilakukan bersama BUMDes Urip Jaya yang dipimpin langsung Kepala Seksi Wilayah I. Sedangkan di TWA Air Hitam pelaksanaan aksi dilakukan petugas KPHK Seblat, Resort KSDA Air Hitam, Seblat, Air Rami, Mukomuko dan Kelompok Pemuda Pemudi Penggiat Alam dan Lingkungan Hidup (KP3ALH) yang merupakan kelompok masyarakat yang selalu aktif dalam penyelamatan satwa dilindungi jenis penyu. Selain itu aksi bersih sampah di TWA Air Hitam ini juga diikuti oleh anggota Komunitas Motor RX King. Dan tidak hanya aksi bersih sampah yang dilakukan tetapi peserta aksi juga melakukan penanaman pada kawasan yang terbuka, serta melakukan pelepasan 50 ekor tukik jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Untuk di SKW III Lampung aksi bersih sampah dilakukan di lingkungan Pusat Penyelamatan Satwa (PPS). Tempat ini menjadi lokasi aksi dengan tujuan untuk lebih menjamin kebersihan dan kesehatan satwa-satwa liar hasil sitaan penegakan hukum maupun penyerahan masyarakat yang masih di rehabilitasi sebelum dilepasliarkan lagi ke alam.
Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan untuk di TWA Pantai Panjang & Pulau Baai sebanyak 12 kantong/karung, TWA Bukit Kaba sebanyak 2 karung, TWA Air Hitam sebanyak 11 Karung dan PPS Lampung sebanyak 4 karung. Semoga aksi-aksi yang dilakukan ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan sesuai dengan tema HKAN 2020. Salam Konservasi !!!
Sumber: Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Diposting oleh: Admin SITROOM, 01 Jul 2021