Bengkulu, 5 Maret 2018. Balai KSDA Bengkulu menyepakati rencana pelibatan masyarakat desa Sumber Urip dan desa Sindang Jaya Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Bukit Kaba. Penjajakan kesepahaman antara para pihak telah dibangun sejak tahun 2017 dan dideklarasikan dalam pertemuan di Kantor Bupati Rejang Lebong hari ini (5/03). Kesepakatan ditanda tangani bersama oleh Kepala Balai KSDA Bengkulu, Ir Abu Bakar dan kedua Kepala Desa, Yadi Sutanto dan Andri Jendro Sujarno serta disaksikan oleh Bupati Rejang Lebong, Dr. Ahmad Hijazi.
Dengan Pemerintah Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang, Balai KSDA Bengkulu bersepakat untuk mengembangkan konsep pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat. Masyarakat akan diberikan akses untuk terlibat dalam pengelolaan wisata Puncak Bukit Kaba yang melalui pintu masuk desa Sumber Urip. Harapannya, kerjasama ini akan turut andil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kepala Balai menegaskan keberpihakan BKSDA kepada masyarakat sekitar TWA Bukit Kaba. “Kami akan memprioritaskan masyarakat untuk mengelola Bersama, bukan investor dari luar”.
Balai KSDA Bengkulu juga akan membuka akses bagi masyarakat desa Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Kelingi untuk mengelola tegakanaren yang ada dalam Blok Tradisional TWA Bukit Kaba. Berdasarkan hasil inventarisasi potensi, terdapat sekitar dua puluh ribu batang aren yang dapat dimanfaatkan sebagai penunjang perekonomian masyarakat sekitar. Bupati Rejang Lebong mendukung program sembari mengingatkan warganya, “Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong mendukung program ini. Namun, harus diingat bahwa (program) ini bukan pembagian tanah garapan, namun pemberian akses kelola tumbuhan aren”, ujar Bapak Bupati.
Balai KSDA Bengkulu berkomitmen untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang ini. Salah satu strategi adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah untuk percepatan pembangunan sarana prasarana wisata. Tidak hanya itu, pelibatan aktif masyarakat desa sekitar akan menjadi langkah baru pengelolaan Kawasan berbasis masyarakat.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu
Diposting oleh: Admin SITROOM, 07 Mar 2018
Bengkulu, 5 Maret 2018. Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebongdan Balai KSDA Bengkulu berkomitmen untuk bekerjasama dalam mengembangkan pariwisata alam di Taman Wisata Alam Bukit Kaba. Kesepakatan kerja sama dituangkan dalam dokumen perjanjian kerjasama yang ditanda tangani bersama hari ini (5/03) di Kantor Bupati Rejang Lebong di Curup, Bengkulu. Acara penanda tanganan PKS dihadiri oleh Bupati Rejang Lebong Dr. Ahmad Hijazi, Ketua DPRD Rejang Lebong, beberapa unsur Muspida, dan beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah. Dari Balai KSDA, hadir Kepala Balai Ir. Abu Bakar, Kepala Sub bagian TU M. Mahfud, S.Hut., M.Sc., Kepala SKW I Balai KSDA Bengkulu Jaja Mulyana, S.Sos.,dan pejabat terkait lainnya.
Kerja sama kedua belah pihak diarahkan dalam upaya optimalisasi fungsi Kawasan Bukit Kaba sebagai Taman Wisata Alam, terutama pada blok pemanfaatan. Kerja sama akan diwujudkan dalam bentuk pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana wisata alam; promosi dan pemasaran wisata alam; dan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan. Pada tahun 2018, Pemda Rejang Lebong telah berkomitmen untuk membangun gazebo wisata dan memperbaiki jembatan menuju Puncak Bukit Kaba.
Dalam sambutannya, Bapak Kepala Balai KSDA Ir. Abu Bakar, menegaskan pentingnya sinergi antara Balai KSDA Bengkulu dengan Pemerintah Daerah. “Kami tidak mungkin mengelola kawasan TWA Bukit Kaba seorang diri, butuh kerjasama dengan multi pihak, terutama Pemerintah Daerah sebagai pemangku wilayah”. Gayung bersambut, Bupati Rejang Lebong menyambut baik kerjasama ini sebagai bagian dari upaya daerah memajukan dan mengembangkan wilayah. “Pengembangan wilayah Kabupaten Rejang Lebong sangat berkaitan erat dengan sektor kehutanan, baik BKSDA, Balai TNKS maupun hutan lindung lainnya. Oleh karena itu, proses membangun harus disertai koordinasi intensif dengan pihak kehutanan”, ucap Dr. Ahmad Hijazi.
Balai KSDA Bengkulu berkomitmen untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang ini. Salah satu strategi adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah untuk percepatan pembangunan sarana prasarana wisata. Tidak hanyaitu, pelibatan aktif masyarakat desa sekitar akan menjadi langkah baru pengelolaan Kawasan berbasis masyarakat.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu
Diposting oleh: Admin SITROOM, 07 Mar 2018
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Walikota Surabaya Risma Tri Rismaharini, melakukan pertemuan di Jakarta. Pertemuan duo srikandi inipun mendapat respon positif dari netizen. Tak sedikit yang memberi pujian pada sosok keduanya.
''Ini dua wanita inspirasi bagi kaum wanita. Perempuan yang luar biasa,'' tulis akun Gusti Heni Endrawati pada akun medsos facebook Menteri LHK Siti Nurbaya, Rabu (7/3).
''Dua wanita hebat yang dimiliki Indonesia,'' tulis akun Iswany Hendri. ''Duo candrakirana zaman now,'' tambah akun Darmae Nasir.
Pertemuan Siti dan Risma berlangsung di ruang kerja Menteri LHK, lantai 4 gedung Manggala Wanabhakti pada Selasa (6/3) lalu. Dalam pertemuan ini, Risma membawa dua topik masalah yang dihadapi Pemkot Surabaya untuk dikonsultasikan dengan Menteri Siti.
Pertama terkait perizinan (Lembaga Konservasi) Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan kedua, terkait masalah Tempat Pembuangan akhir (TPA) di Kota Surabaya. Kedua persoalan tersebut langsung ditanggapi Menteri Siti dengan memberikan arahan-arahan.
''"Saya juga akan membantu mengoordinasikan dengan Menteri Perindustrian terkait penyelesaian pengadaan alat (TPA) tersebut," janji Menteri Siti.
Postingan inipun dibanjiri respon dari netizen. Akun Doddy Yudhistira Adams menuliskan pesan pada Menteri Siti, memuji sosok Risma dalam hal penanganan sampah di Surabaya.
''Ibu Siti Nurbaya, beliau (Risma) adalah Wako yg sangat saya kagumi. Surabaya yg dulu terkenal kota kotor kini jadi kota bersih dan indah,'' puji Dody.
Sementara akun Zudan Arif Fakhrulloh memuji respon cepat Siti Nurbaya terhadap persoalan yang disampaikan Risma.
''Saya percaya di tangan ibu Menteri Siti nurbaya, KBS Surabaya cepat selesai. Sdh terlalu lama Ibu mangkraknya,'' tulis Zudan.
Sosok Menteri perempuan di kabinet Jokowi ini memang dikenal responsif terhadap persoalan di tingkat tapak. Menteri Siti akan langsung mengirimkan tim kerja, bilamana menerima laporan persoalan yang terjadi di daerah.
Berbagai laporan itu tidak hanya melalui jalur resmi pengaduan yang dimiliki KLHK, namun juga yang diterimanya melalui media sosial ataupun pesan di handphone.
Beberapa kepala daerah diundangnya ke Manggala, bilamana persoalan yang terjadi perlu tindaklanjut lebih serius. Pada beberapa kasus, ia bahkan turun langsung ke daerah melakukan kunjungan kerja secara mendadak, untuk melihat kondisi lapangan dan mengurai persoalan mencari solusi bersama jajaran Pemda.
Siti Nurbaya juga dikenal sebagai Menteri yang tegas menerapkan UU lingkungan, baik dalam bentuk kebijakan maupun penegakan hukum lingkungan. Ia kini juga gencar dengan program kerja Perhutanan Sosial, sebagai salah satu terobosan baru mensejahterakan rakyat petani sekitar kawasan hutan.
Salah seorang netizen memberi apresiasi tentang sosok Menteri perempuan kabinet Jokowi yang memulai karirnya sebagai PNS di Provinsi Lampung ini.
''Aslmkm Bu Nur. Anda benar-benar hebat sepanjang ku kenal, sejak sya pernah sekantor di Bimas Prop Lampung th 80-an...semoga sukses selalu dlm menjalankan amanah,'' tulis akun Irmandani Iing Sukim.
Tak ketinggalan, Dirjen KSDAE Wiratno ikut memberikan apresiasi dan respek, “Sejak menjabat tahun 2015, Ibu Siti Nurbaya yg menginisiasi dan memimpin dibangunnya kultur birokrasi yg lebih terbuka, inklusif, responsif, proaktif, multipihak, berbasis science-tacit knowledge masyarakat, dan memastikan perubahan (change) yang lebih baik dapat dirasakan di tingkat lapangan" tegas beliau saat dihubungi via media WhatsApp siang ini (7/3/18)(*)
Diposting oleh: Admin SITROOM, 07 Mar 2018
Bengkulu, 1 Februari 2018. Satuan tugas penanggulangan konflik satwa SKW III Lampung BKSDA Bengkulu berhasil mengevakuasi buaya muara dari Desa Rantau Jaya Ilir Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Satwa dilindungi tersebut ditangkap oleh warga desa karena memangsa beberapa hewan ternak milik warga. Dengan menempuh 4 jam perjalanan darat, buaya sepanjang lebih dari 3 meter tersebut dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) milik BKSDA Bengkulu di Bandar Lampung. Satgas tiba di PPS pada Kamis dini hari, tanggal 1 Februari 2018.
“Pada saat anggota satgas tiba di lokasi, buaya telah diikat dengan tali nilon dan kawat oleh warga. Agar tidak menyakiti dan melukai buaya, anggota satgas mengganti pengikat dari nilon dan kawat menjadi karet dan perekat” Ujar Bapak Rusmaidi, seorang Polhut senior yang tergabung dalam satgas penanggulangan konflik. Setelah dilakukan pengecekan kondisi, satwa tersebut dititipkan di Lembaga Konservasi Lembah Hijau di Bandar Lampung.
Konflik antara manusia dan buaya kerap terjadi di Provinsi Lampung. Beberapa kabupaten yang menjadi area rawan konflik diantaranya adalah Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji, Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan. Pada beberapa kabupaten tersebut bermuara beberapa sungai besar dan terdapat rawa-rawa yang secara alami menjadi habitat buaya muara. Dibutuhkan koordinasi dan kerja sama dengan para pihak terkait dalam penanggulangan konflik manusia dan satwa liar di Provinsi Lampung.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu
Diposting oleh: Admin SITROOM, 14 Feb 2018